Bukan hamba Tuhan BAKMI

 

BUKAN HAMBA TUHAN “BAKMI” TETAPI HAMBA TUHAN YANG BAIK (I Timotius 4)

Pdt. Ronal G. Sirait, M.Th.,M.Pd.K

Chapel STTJKI

 Selasa, 24 April 2018

 

 

PENDAHULUAN

Judul khotbah saya hari ini agak aneh ya? Kok BAKMI? Bicara BAKMI pasti enak untuk dimakan bukan? Apalagi BAKMI goreng!!! Tetapi BAKMI yang saya maksud bukan BAKMI yang untuk dimakan tetapi yang saya maksud adalah:

B: BISO KABEH.

A: ARAS-ARASAN

K: KESET

M: MUTUNGAN…

I: ITUNG-ITUNGAN

Pertanyaan saya apakah ini MENGHARGAI PANGGILAN??? TENTU TIDAK. Terus bagaimana HAMBA TUHAN YANG BAIK YANG MENGHARGAI PANGGILAN?

 

Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia terlebih dahulu Ia sudah melayani para murid dengan membuktikan ketika Ia membasuh kaki para murid, dan semua umat manusia dengan menebus dosa umat manusia mati di kayu salip, Ia menunjukan kasih yang sesungguhnya rela melayani walaupun Ia sebagai Allah yang telah menciptakan seluruh alam semesta, yang baik telah di tunjukan supaya semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus menerapkan apa yang telah dilakukan.

Rasul Paulus juga mengajarkan untuk menjadi pelayan yang baik, Dia sendiri adalah seorang pelayan hamba Tuhan, ketika Ia mendapat panggilan secara langsung oleh Tuhan Yesus ketika perjalanan ke Damsyk, Ia melayani kepada para Jemaat dan murid yang di kasihinya yaitu Timotius yang di tugaskan untuk melayani Jemaat, Ia juga menunjukan bagaimana yang seharusnya seorang pelayan “hamba Tuhan”, hidup kudus selalu mencerminkan seorang pelayan yang takut akan Tuhan.

 

Saya akan membahas melalui khotbah ini bagaimana yang seharusnya dilakukan seorang yang telah di panggil Tuhan untuk melayani dengan mengutamakan Tuhan dalam kehidupannya yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dan Rasul Paulus untuk dapat dilakukan supaya pelayanan menjadi lebih baik untuk memuliakan nama Tuhan, melalui hidup dalam kebenaran dengan malakukan perintah Tuhan lewat tingkahlaku, perkataan hati dan pikiran maka orang lain akan menilai sesuai dengan pelayan yang diharapkan oleh Tuhan Yesus Kristus sehingga orang melihat buah yang baik, cermin seorang hamba Tuhan untuk mempermuliakan nama Tuhan.

Rasul Paulus mengajarkan kepada Timotius yang terambil dari 1 Timotius 4 tentang seorang pelayan Kristus yang baik  bagaimana seorang pemimpin itu dapat menunjukan keteladanannya yang saya ambil dari ayat 12 Jadilah Teladan”, ketika Paulus telah menjadi teladan bagi jemaat dan Timotius, kepada kita juga harus menjai teladan bagi orang lain, untuk  menjadi teladan bagi orang lain hidup harus dalam kekudusan, karena kerajaan Allah harus nyata dalam setiap ajaran yang dilakukan.

 

 

HAMBA TUHAN YANG BAIK MENURUT

I Timotius 4

 

            Seorang pelayan harus memiliki kemampuan sebelum membimbing orang lain untuk mengenal Tuhan Yesus dan melakukan pengajaran, Rasul Paulus sebelum melayani Jemaat dan memberitakan tentang kabar keselamatan Ia dibimbing oleh Ananias setelah pertobatannya, menjelaskan siapa Tuhan Yesus yang telah menebus dosa umat manusia, seorang pelayan harus memiliki dasar yang kuat tentang pelayanan supaya dapat membimbing ke jalan yang benar sesuai dengan Firman Tuhan dan dapat dipertanggungjawabkan ajaran yang telah diberikannya kepada para murid sebagai pelayan yang sejati yang memiliki ajaran yang sehat sesuai ajaran Tuhan Yesus, inti pokok iman kepada Yesus yang menyatakan bahwa tidak ada Allah lain yang memberikan keselamatan selain Tuhan Yesus, karena anugrah telah diberikan Cuma-Cuma kepada umat manusia yang percaya lewat pengorbanan di kayu salib.

Syarat pertama untuk menjadi pemimpin yang mau melayani dengan rendah hati, adalah ia telah sungguh-sungguh bertobat. Pentingnya pertobatan karena: setiap Rasul dan Nabi yang telah dipanggil Tuhan terlebih dahulu bertobat. Rasul Paulus sebelum menjadi Rasul masih melakukan banyak penganiayaan kepada orang-orang Kristen pengikut Kristus dan masih memiliki nama Saulus oleh karena itu yang pertama kali dilakukan adalah bertobat menuju jalan yang benar seorang pelayan Tuhan sebelum melayani yang utama adalah bertobat sebelum berobat tidak mungkin melakukan pertobatan kepada orang yang lain, karena akan menjadi sia-sia apa yang dilakukannya. Banyak pemimpin gereja yang telah memiliki jabatan penting tetapi belum bertobat hal ini sangat akan mempengaruhi pelayanan dan perkembangan Gereja, kepercayaan masyarakat terhadap Gereja.

Seorang pelayan yang baik harus memberikan teladan bukan hanya lewat perkataan tetapi juga lewat tingkahlaku kehidupan dalam beribadah yang benar, karena ibadah berguna bagi segala hal untuk hidup yang akan datang, cara beribadah juga harus menunjukan teladan yang benar yang menunjukan bahwa Tuhan yang disembah adalah Tuhan yang benar ibadah yang sejati harus dilakukan bukan hanya perkataan tetapi perbuatan berdasarkan iman, itulah ibadah yang sejati.

Syarat kedua bagi pemimpin yang melayani dengan rendah hati, ialah akal budi yang diperbaharui. Tujuan keselamatan ialah supaya citra berubah menjadi serupa dengan Allah, seorang pelayan Tuhan setelah melakukan pertobatan harus memiliki kerendahan hati dan akal budi yang baik.  Paulus setelah bertobat kembali kejalan yang benar dan sikapnya yang dahulu menganiaya berubah untuk mengasihi dan memberitakan kebenaran Firman Tuhan. Paulus mengatakan bahwa cara berpikir seorang yang tidak mengenal Allah adalas sia-sia, yang hanya mementingkan kebutuhan dunia dengan memusatkan pengetahuan kepada pengetahuan sendiri, Tuhan menciptakan akal Budi untuk memikirkan hal-hal yang menurut kehendak Tuhan bukan kepentingan pribadi yang di utamakan. Ketika Tuhan menuntun apa yang telah diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Tuhan menuntut apa yang kita pikirkan dan gunakan apakah untuk memikirkan pelayanan untuk melayani Tuhan, seorang pelayan yang baik yang seharusnya dengan akal budi memikirkan bagaimana kabar keselamatan Injil Allah dapat tersebar dengan luas keberbagai daerah dan caranya bagaimana, bukan memikirkan keuntungan apa yang didapat jika menjadi pelayan Tuhan melayani dengan Tuntutan dan harapan besar untuk mendapatkan kemewahan dari setiap Gereja dan jemaat Tuhan. Salomo meminta Hikmat dari Tuhan yang digunakan untuk kemajuan bangsa Israel bukan kemewahan yang dipikirkan tetapi kemajuan orang banyak itu yang seharusnya dipikirkan oleh pelayan Tuhan saat ini. Tuhan Yesus mengajarkan untuk mengasihi Allah dengan akal budi, dengan jelas disini seorang pelayanan harus menggunakan hikmat untuk memuliakan Tuhan, memikirkan apa yang menjadi kehendak Tuhan dengan tuntunan dari Roh Kudus maka seorang pelayan mampu mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan asalkan seorang pelayan Tuhan hidup kudus dihadapan Tuhan. Roh kudus digambarkan sebagai Roh hikmat dan Roh pengetahuan akan Allah.

Selain pertobatan dan akal budi yang diperbaharui.

Syarat ketiga untuk menjadi Pelayan yang rela melayani dengan rendah hati, adalah cara hidup yang dikuasai oleh ketaatan kepada Tuhan, yang dapat menjadi teladan bagi Jemaat. Dunia hanya memberikan harapan yang sementara tidak selamanya dunia dan isinya ada semua akan dibinasakan, seorang pelayan mampu menjadi teladan dalam pengharapan baik kepada murid maupun jemaat bahwa Yesus sumber pengharapan dan anugrah hanya kepada Dia manusiakan diselamatkan. Jika manusia tanpa pengharapan, maka tujuan hidupnya tidak ada kepastian. Tuhan Yesus memiliki teladan yang sangat baik kepada para murid-murid rela berkorban untuk menyelamatkan umat manusia, ketika melayani sewaktu di dunia meberikan contoh ketaatan kepada Bapa dengan mati di kayu salib, itulah teladan yang sangat sempurna. Pelayan Tuhan harus menunjukan sikap yang taat apapun keadaannya harus memberikan teladan yang baik. Perselisihan antara Tuhan Yesus dengan para ahli Taurat dan orang Farisi pada zaman-Nya. Karena mereka sendiri tidak melakukan apa yang mereka khotbahkan hal itu tidak menjadikan teladan yang baik, mereka begitu mengejar status, wewenang hak-hak mereka mengutamakan dari kedudukan mereka. Pelayan yang dihendaki Tuhan harus menjadi teladan tidak untuk mengejar kedudukan untuk mnedapat kehormatan, melayani kepada mereka yang lemah adalah menunjukan teladan yang baik, Tuhan Yesus  mengajarkan kepada setiap pelayan Tuhan khususnya saat ini untuk menjadi teladan bagi mereka yang sangat membutuhkan tidak menuntut fasilitas yang berlebihan kepada Gereja ingin mendapat kehormatan dalam setiap pelayanan, kehormatan dan kemuliaan hanya untuk Tuhan bukan untuk pelayan Tuhan. Banyak pendeta yang saat ini menginkan pelayanan hanya di Kota denga fasilitas yang serba berkecukupan, yang terpenting menjadi teladan dan ketaatan adalah sikap hidup dan perbuatan yang nyata.

Seorang pelayan Tuhan harus memiliki sikap empati kepada orang lain, empati yang bersifat kognitif. Empati berarti memahami  orang lain dari sudut pandang orang lain. Setiap pelayan Tuhan harus memiliki sikap empati kepada orang lain yang memilki karakter, latarbelakangnya, ketidakmampunya, dan lingkungan dan teman-temannya dengan memposisikan diri seorang pelayan Tuhan kepada jemaat karena setiap orang berbeda-beda, dengan begitu kita akan turut merasakan dan mengerti penderitaan orang lain. Pelayanan Tuhan yang memilih sikap empati berarti telah masuk dan mengerti sebuah permasalahan yang dihadapi seperti seorang yang melakukan konseling, pelayan Tuhan mungkin tidak pernah merasakan hal yang sama yang dihadapi oleh orang yang menceritakan permasalahan, tetapi dengan mendengar dengan baik maka pelayaan Tuhan akan merasakan hal yang dirasakan orang terebut.

Seorang pelayan Tuhan harus mencerminkan sikap kelemah lembutan, kelembutan tak boleh dikacaukan dengan kelemahan, pelayan Tuhan harus meneladani Yesus Kristus “Aku lemah lembut”(Mat 11 : 29), kelemah lembutan menunjukan rasa hormat yang dalam kepekaan terhadap orang.  Pelayan Tuhan sebagai pembimbing harus memberikan teladan seperti yang disampaikan oleh Tuhan Yesus, kata-kata yang kasar yang penuh emosi dan tidak terkontrol menjadi salah satu penyebab  pelayan Tuhan mengalami kejatuhan, berani mengungkapkan kebenaran tetapi bukan dengan cara-cara yang dilakukan dunia ini, penuh emosi menggunakan kekuatan fisik, seorang palayan Tuhan harus memiliki sifat kasih menggunakan kata-kata yang sopan, tidak membuat orang lain terluka dengan setiap kata-kata yang keluar dari mulut seorang pelayan Tuhan. Pelayan Tuhan tidak menunjukan kekuasaan dengan memiliki jabatan yang penting untuk seenaknya mengatakan dan berbuat sesuatu mengambil keputusan tanpa penuh pertimbangan, menggunakan jabatan untuk mengatakan hanya dirinya yang paling berkuasa, perlunya menjaga setiap kata dan nada suara kepada setiap orang, karena setiap daerah memiliki karakter berbeda dalam penerimaan bahasa.

Seorang pelayan Tuhan harus memiliki sifat dan karakter seorang hamba karena walaupun pendidikan tinggi tidak menjamin seorang hamba Tuhan dapat melayani dengan meneladani Yesus tanpa merendahkan diri, yang walaupun dalam rupa Allah, tetapi mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang Hamba        (Filifi 2 : 5-7).

KESIMPULAN

            Bukan Hamba Tuhan “Bakmi” tetapi Hamba Tuhan yang Baik itu berati Pelayan Tuhan yang telah dipanggil oleh Tuhan apapun bentuk pelayanan dan dimana saja harus mencerminkan hidup seperti Kristus telah lakukan itu sebagai perintah untuk selalu terus dilakukan dan takut akan Tuhan itu yang utama.  Jika Tuhan saja tidak di dengarkan, maka bagaimana menjadi seorang yang telah bertobat, seorang hamba Tuhan bukan lagi hidup menurut kemauannya sendiri tetapi Tuhan yang mengatur melalui tuntunan Roh Kudus. Pelayan Tuhan pentingnya memahami orang lain hidup dengan mengasihi, karena itulah tujuan seorang pelanan Tuhan untuk mengasihi. Pendidikan penting bagi hamba Tuhan belajar bagaimana karakter setiap orang berbeda-beda untuk mengatahui setiap masalah dari setiap orang yang dilayani. Seorang pelayanan Kristus yang baik berani mempertanggungjawabkan dengan apa yang telah disampaikan, Tuhan akan melihat bagaimana seorang hamba Tuhan itu dapat melayani dengan tekun, jika seorang hamba Tuhan mennunjukan sikap seorang hamba yang sesungguhnya dengan rela berkorban bagi sesama. Amin

 

Menjadi Hamba Tuhan yang Tangguh

KHOTBAH CHAPEL

“Menjadi Hamba Tuhan Yang Tangguh”

“Yeremia 26:1-24”

Johan Christian Filipus

 

Pendahuluan/Latar belakang

Yeremia 26 mengisahkan reaksi bangsa Yehuda ketika mendengar khotbah Yeremia tentang bait Allah. Selain itu pasal 26 merupakan kisah pergulatan nabi Yeremia dalam menyampaikan pesan ilahi kepada manusia supaya manusia berdosa dapat berbalik kepada Allah dan memiliki moralitas hidup yang baik. kitab nubuat ini menunjukan bahwa Yeremia, seringkali disebut “nabi peratap”, merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur. Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat, sahabat, imam, dan raja, dan sebagaian besar bangsa Yehuda. walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan  perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan panggilan sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat.

Pergulatan nabi Yeremia dalam menyampaikan pesan-pesan ilahinya kiranya dapat menjadi refleksi iman bagi ‘hamba Tuhan”. Abad 21 ( zaman milenial ) dunia diperhadabkan dengan situasi sosial yang mencekam, hal itu bisa dilihat dari isu-isu kejahatan, ketidakadilan, penindasan terjadi dimana-mana, selain itu isu moral yang baru saja, seperti di sah kannya pernikahan sesama jenis di Amerika menunjukan semakin rusaknya tatanan nilai-nilai moral manusia. Melihat fakta yang demikian, seorang teolog atau hamba Tuhan ditantang untuk menyuarakan perubahan dan melakukan revolusi guna terjadi keadilan sosial bagi seluruh manusia, dan manusia dapat memiliki moralitas hidup yang baik serta dapat kembali kepada Tuhan Allah.

Menanggapi panggilan hidup melayani Tuhan bukanlah hal yang mudah sebagaimana firman Tuhan dalam Yeremia 29:7 “Usahakanlah kesejahteraan kota ke manna kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”. Nats ini seharusnya dapat membakar hati para teolog atau hamba Tuhan supaya dapat melihat fakta lapangan sehingga dengan hal itu dapat bergerak untuk berbuat sesuatu, untuk itulah dalam segala perkara hamba Tuhan harus tangguh demi merealisasikan revolusi moral, karena dengan demikian nama Tuhan dapat dipermulyakan.

Dengan demikian saya akan memaparkan ciri-ciri hamba Tuhan yang tangguh sebagai berikut:

  1. Berani menyuarakan kebenaran (ayat 4-6)

Karena menyadari bahwa nubuatnya akan melukai perasaan banyak orang dan akan mengakibatkan permusuhan dan pertentangan, Yeremia mungkin dapat menahan beberapa kata yang agak keras dari Tuhan tetapi Tuhan memberitahunya agar tidak mengurangi satu katapun (ayat 2), seluruh berita Allah harus disampaikan. Oleh sebab itu hamba Tuhan haruslah setia dan tak pernah lalai untuk memberitakan kata-kata keras dari semua perintah Allah yang termaktub dalam Alkitab, walaupun akan ada beberapa orang yang berbalik dan memusuhi hamba Tuhan. Sehingga kebenaran tetaplah kebenaran, jangan sampai kebenaran di sesuaikan dengan dosa sehingga kebenaran menjadi relative, karena yang seperti tidak layak untuk disebut sebagai hamba Tuhan.

  1. Siap menerima konsekuensi (ayat 14-15)

Karena memberitakan firman Tuhan, Yeremia ditangkap oleh para imam yang menuntut kematiannya, artinya ada sebuah konsekuensi yang tidak mudah untuk ditanggung Yeremia karena nyawa menjadi taruhan untuk revolusi moral. Hamba Tuhan harus siap dengan segala resiko ketika diperhadapkan dengan segala persoalan, termasuk nyawa,  ketika Allah melalui firmannya memberikan tanggung jawab kepada hamba-Nya untuk menyuarakan kebenaran. Kita tidak boleh lari dari konsekuensi itu, karena jika demikian kita tidak bertanggung jawab dengan panggilan untuk menjadi hamba Tuhan.

KESIMPULAN/IMPLEMENTASI

Meihat fakta bahwa moralitas manusia sedang rusak, hamba Tuhan kiranya dapat terus meyuarakan kebenaran dan siap dengan konsekuensi yang harus ditanggung. Menjadi hamba Tuhan yang tangguh tidaklah mudah, ada pengorbanan untuk menciptakan revolusi moral sehingga manusia dapat berbalik kepada Allah. LGBT  dan Narkoba menjadi salah satu contoh realitas manusia yang telah mengalami krisis moral, itu sebabnya kita harus dapat menjadi hamba Tuhan yang dapat menyuarakan pertobatan tanpa mendeskriminasi mereka, bagaimana mestinya secara sosial kita harus merangkul dan memanusiakan mereka selayaknya manusia yang harus dihargai dan di cintai tetapi dari segi moral kita harus berani tegas mengambil kesimpulan bahwa mereka “salah”, sehingga dengan demikian kita telah merefleksikan firman Tuhan untuk menyuarakan berita pertobatan.

 

Dipersiapkan untuk Tugas Besar

Dipersiapkan Untuk Tugas Besar

Keluaran 4:18-31

Eko Prasetyo

Dipersiapkan untuk tugas besar adalah penyerahan diri untuk dipakai Tuhan untuk melakukan Tugas yang sesuai dengan kehendak Tuhan, maka seseorang akan dipakai tuhan untuk melakukan sebuah pelayanan yang besar dan seseorang itu melakukan penyerahan diri kepada tuhan untuk dipakai Tuhan untuk melakukan Tugas-tugas yang akan Tuhan berikan kepada setiap hambanya

Keluaran 4:18-31

Ketika musa dipangil dan disuruh Allah maka musa akan siap pergi kemesir. Lalu Musa kembali kepada mertuanya Yitro serta berkata kepadanya: “Izinkanlah kiranya aku kembali kepada saudara-saudaraku, yang ada di Mesir, untuk melihat apakah mereka masih hidup.” Yitro berkata kepada Musa: “Pergilah dengan selamat. Musa disini siap untuk melakukan apa yang tuhan perintahkan

  1. mau dipakai Tuhan

seorang yang mau dipakai Tuhan adalah orang yang menyerahkan diri kita seutuhnya untuk Tuhan, seperti musa yang mau dipakai Tuhan dengan luarbiasa, untuk melakukan tugasnya musa selalu bergantung akan penyertaan Tuhan

-apakah kita sebagai orang yang percaya orang yang dipilih Tuhan. Apakah saudara siapp untuk melakukan tugas dari Tuhan, maukah kita dipakai Tuhan untuk melakukan sebuah pelayanan yang beasr

  1. Menaati perintah Tuhan

Seorang yang mau menaati perintah Tuhan adalah seorang yang melakukan apa yang Tuhan inginkan atas hidupnya seperti musa yang taat akan firman Tuhan yaitu untuk pergi kemesir

-taat yang harus kita pelajari adalah dimanapun kita ditempatkan untuk melakukan pelayanan itu marilah kita taat akan pelayanan kita untuk kemuliaan Tuhan, walaupun kadang ada tantangan disaat kita pelayanan teruslah berjalan bersama Tuhan

 

 

  1. Tuhan beserta kita

Tuhan akan menyertai setiap anak-anaknya yang mau melakukan pelayanan untuk melakukan sebuah pelayanan yang telah Tuhan berikan kepada kita, seperti musa dia selalu disertai Tuhan untuk menghadapi Firaun, musa diberikan Mujizat-mujizat untuk menghadapi firaun.

-Tuhan akan selalu menyertai kehidupan kita ketika kita menyerahkan kehidupan kita kepada Tuhan, jadi sodara jagan berfikir ketika sodara menghadapi masalah sodara merasa tuhan itu jauh, tetapi ketika menyerahkan segala kehidupan kita kepada Tuhan maka Tuhan akan selalu menyertai sehala kehidupan kita dan Tuhan selalu ada melindunggi kita dalam setiap kehidupan kita

Kesimpulan

Ketika kita sudah dipanggil Tuhan ketempat ini sebagai orang-orang pilihan maka Tuhan mempunyai rencana yang begitu besar bagi kehidupan saya dan saudara semua, kita semua yang ada ditempatini kita adalah orang-orang yang dipersiapkan Tuhan untuk tugas yang begitu besar. Sodara yang dikasihi Tuhan, banyak orang yang dipanggil Tuhan tapi sedikit yang dipilih, dan saya percaya bahwa saya dan saudara adalah orang orang pilihan Tuhan,

Lulus Ujian

KHOTBAH KAPEL STTJKI 3 APRIL 2018

Pdt. Petrus Maryono

 

Pendahuluan: Soal UN

Berapa jumlah serpihan hati yang pecah melihat mantan yang sudah punya pacar lagi?

 

Tema: LULUS UJIAN

Nas Alkitab: 2 Timotius 2:4-6

Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.

Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.

 

Kalimat Peralihan: Dalam 2 Timotius 2:4-6, kita akan belajar 3 tindakan yang harus dilakukan agar kita Lulus Ujian dalam panggilan kita.

 

  1. TINDAKAN SEORANG PRAJURIT (ayat 4)                                                                 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

* Seorang prajurit yang sedang berjuang  di medal laga/peperangan, harus fokus pada tugas dan tanggung jawab yang diembannya.

* Seorang prajurit tidak akan bertanya kepada komandanya: Hari ini saya makan apa?  Hari ini saya tidur di mana?  Kapan gaji saya dibayar…

* Seorang prajurit memiliki KEPERCAYAAN YANG PENUH KEPADA KOMADANNYA BAHWA SEGALA SESUATU AKAN DIURUS DAN DISEDIAKAN OLEH KOMANDANNYA.

* Seorang prajurit berusaha akan dirinya berkenan kepada komandannya!

 

Siapa kita dan siapa komandan kita? Kita semua adalah para prajurit yang sedang berjuang dan TUHAN YESUS ADALAH KOMANDAN KITA. 

Kita semua pasti membutuhkan yang namanya Sandang, Papan dan Pangan, yang seringkali membuat pusing, kuatir, tetapi ingat apa yang disampaikan oleh

 

Ilustrasi: Tuhan Yesus dalam Matius 6:25-34 agar kita tidak kuatir dengan soal-soal penghidupan kita: Apa yang hendak kita makan, apa yang hendak kita pakai, akan hari esok… Bapa di surga mememelihara kehidupan kita… ayat 33… Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

 

Perenungan:  Apakah ada yang sedang memusingkan kita, yang membuat kita tidak fokus pada panggilan yang Tuhan berikan dan percayakan kepada kita?  Kita harus terus fokus, menjalani setiap proses dengan keperyaaan yang penuh kepada KOMANDAN KITA!

 

 

  1. TINDAKAN SEORANG OLAHRAGAWAN (Ayat 5) Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.


Seorang olahragawan harus bertanding menurut peraturan-peraturan olah raga

*Seorang olah ragawan harus TAAT PADA PERATURAN… harus TUNDUK PADA ATURAN YANG ADA.                            TIDAK MEMBUAT ATURAN SENDIRI… TIDAK SEMAUNYA SENDIRI.  MENUNGGU ABA-ABA, MENUNGGU PELUIT DIBUNYIKAN…                             PERATURAN DIBUAT UNTUK DITAATI DAN BUKAN UNTUK DILANGGAR!

* Tujuan bertanding menurut perarturan-peraturan yang ada adalah untuk memperoleh mahkota sebagai juara.

* Apabila tidak bertanding menurut perarturan yang ada… bisa didiskualifikasi…mendapatkan sanksi, denda yang akan merugikan dirinya sendiri dan kariernya sebagai seorang olahragawan…

 

Ilustrasi: 28 Juni 1997 – 21 tahun silam.  Sebuah insiden dalam dunia tinju terjadi saat pertarungan antara Mike Tyson (si Leher beton) melawan Evander Holyfied)

  • Mike Tyson di ronde 3 memanfaatkan clinch atau gerakan mendekati/memeluk lawan untuk menggigit telinga kanan Evander Holyfied – putus…
  • Mike Tyson didiskualifikasi, diskors selama 1 tahun, dan didenda 3 juta US$…
  • Mike Tyson mengakui bahwa dia telah melakukan hal yang sangat buruk, Dunia tidak pernah melihat saya melakukan hal tersebut sebelumnya.

Perenungan: Apakah kita bertanding menurut peraturan-peraturan yang ada? Dikampus ada peraturan2, di asrama.. dipelayanan setiap week-end?                      Apakah ada pemberontakan dan ketidaktaatan dalam diri kita sebagai seorang olahragawan di ladang Tuhan?

MARILAH KITA BERTADING SESUAI DENGAN PERATURAN-PERATURAN YANG ADA!

 

  1. TINDAKAN SEORANG PETANI (AYAT 6)

Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.

  • Seorang petani – bekerja keras.
  • Menggali, menyangkul, menamam benih, memberi pupuk, merawat sedemikian rupa.
  • Memastikan bahwa ladangnya, sawahnya dalam keadaan baik, bebas dari hama…

Ilustrasi: Mbah Welas (1996)

Thomas Alva Edison – Penemu jenius yang produktif.  Ada 1.093 temuan dipatenkan atas namanya, seperti mesin telegraf, gramofon, proyektor listrik dan bola lampu.  Seorang pekerja keras … tidak 4 jam sehari… banyak mengalami kegagalan… tetapi tidak menyerah… 

Genius itu 99% adalah keringat … harus bekerja keras

 

Perenungan: Apakah kita senang, suka bekerja keras, seperti seorang petani.

 

Kunci Keberhasilan

Khotbah Chapel

Kamis, 8 Maret 2018

Oleh : Ferius Feliks Iba

BILANGAN 13:1-33

Tema: KUNCI  KEBERHASILAN.

PENDAHULUAN

Tanah Kanaan  adalah  negeri yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel, negeri yang penuh susu dan madu. Sebelum mencapai Tanah Perjanjian itu Tuhan memerintahkan Musa (ayat 1-3)  memilih 12 orang sebagai wakil dari 12 suku yang ada pada waktu itu (ayat 4-16)  dengan tujuan melaksanakan misi pengintaian tanah Kanaan (ayat 17-24).   “sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu, dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran” (ayat 25-26a). Sepuluh  orang responnya negatif; mereka diliputi rasa pesemis, takut dan ketidakmampuan (ayat  31-33).

  1. Memiliki Iman yang kuat kepada Allah.

Namun Kaleb memberikan laporan berbeda, dia berkata:”Tidak kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya (ayat 30). Dengan  penuh iman menyatakan akan mampu memasuki Kanaan dan mengalahkan musuh karena Tuhan menyertainya. Iman  seperti ini yang harus kita miliki  untuk dapat menikmati janji Tuhan digenapi dalam kehidupan kita.

  1. Memiliki Sikap hati (respon) yang benar.

Dibutuhkan juga  sikap hati (respon) yang benar. Bagaimana kita bisa menikmati berkat-berkatNya bila kita tidak pernah berhenti bersungut-sungut, mengeluh, pesimis, kuatir dan pikiran-pikiran negatif  lain terus menerus menguasai kita?  Bagaimana kita bisa menghadapi tantangan dalam pelayanan, kalau yang mengusai kita ketakutan dan rasa tidak mampu. Itu hanya akan mempersulit kita sendiri untuk mengalami penggenapan  janji Tuhan.

 

 

  1. Mengikuti Tuhan dengan segenap hati.

Bilangan 14:24 berkata, “Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” Kaleb memiliki Roh yang berbeda dari orang lain, ia mengikut Tuhan sepenuh hati.  Janji Tuhan tersimpan dalam hatinya! Itulah yang membuatnya mampu memandang  segala sesuatu dengan mata rohani. Raksasa-raksasa yang dilihat pasti membuatnya takut, tapi Kaleb menaruh percayanya kepada Tuhan. Pernyataan Kaleb adalah pernyataan iman. Dia  yakin tidak ada perkara sukar bagi Tuhan. Itulah sebabnya  dia sama sekali tidak terpengaruh keadaan atau situasi buruk sekali pun. Karena ketekunannya Kaleb masuk tanah  Kanaan.

Perenungan bagi kita:

  • Bagaiamana dengan kita, sejauh mana iman yang kita miliki membuat kita menjadi teguh dan berhasil menikmati janji Tuhan?
  • Sejauh mana kita mengimani  janji Tuhan dalam pelayanan meskipun itu sulit?
  • Sejauh mana kita itu mengikuti Tuhan dengan segenap hati, hidup Kita?

Kesimpulan:

segala hal harus kita berjalan dgn iman yang kuat pada Tuhan,  milikilah sikap hati yang benar  dan mengikuti Tuhan dengan segenap hati pada saat kita hadapi masalah degan sabar  dan kuat jalani terus  jangan berkata  menyerah dulu saat masih di petengahan jalan tapi  jalani terus sampai finish, lihat hasil dari perkara yg kita hadapi dan jalani.  Jagangan berhenti sebelum mencoba, jagan berhenti sebelum melakukan sesuatu.

Tuhan tidak pernah salah memilih

Heri Sinaga

Firman Tuhan (Khotbah) Kapel STTJKI (Sekolah Tinggi Teologi Jemaat Kristus Indonesia),

Kamis, 15 Maret 2018.

Tema   : Tuhan Tidak Pernah Salah Memilih.

Nats     : 1 Samuel 16:1-13.

 

Kitab Samuel ditulis oleh seorang Nabi dan juga sekaligus Hakim terakhir di bangsa Yahudi yaitu Nabi Samuel. Samuel merupakan Hakim terakhir dalam masa Hakim-hakim, dimana kitab ini menjadi peralihan dari Teokrasi kepada kepemimpinan seorang raja. Saat itu bangsa Israel mendesak kepada Hakim atau Nabi Samuel untuk memilih seorang raja bagi bangsa Israel (1 Samuel 8), karena bangsa Yahudi ingin sama dengan bangsa-bangsa disekelilingnya yang juga dipimpin oleh seorang raja. Raja pertama yang terpilih adalah raja Saul (1 Samuel 9).

Dalam 1 Samuel pasal 16 ini bercerita tentang pengurapan Daud sebagai raja baru yang akan menggantikan Saul, karena di pasal sebelumnya yaitu pasa 15 bercerita tentang Saul yang ditolak sebagai raja oleh Tuhan, karena ketidaktaatannya kepada perintah Tuhan Allah. Meskipun Daud telah diurapi menjadi raja, namun hal ini tidak langsung menjadikan Daud raja menggantikan Saul, Daud benar-benar menjadi raja setelah Saul dalam peperangan dalam 2 Samuel 2.

Perjalanan Daud untuk menjadi seorang raja Israel tidaklah mudah, tetapi penuh dengan tantangan bahkan nyawa menjadi taruhannya, dia diremehkan karena perawakannya yang kecil, dan dia juga adalah seorang penggembala domba, dan anak bungsu. namun sesuai dengan tema yang diberikan bahwa “Tuhan tidak pernah salah memilih”, dalam pasal 16 ini kita akan belajar dua hal:

  1. Allah sendirilah yang memilih dan menentukan (ay 1-4).

Tuhan berfirman kepada nabi Samuel, untuk pergi ke kota Betlehem kepada keluarga Isai, dan ayat 1 tertulis “Telah Ku-pilih” dan ayat 2 “Urapilah bagi-Ku seorang yang akan Ku-sebut kepadamu”. Kalimat tersebut berarti bahwa Allah sendirilah yang memilih dan menentukan bagi-Nya seorang raja menggantikan Saul.

Hal lain yang memperkuat bahwa Allah tidak salah memilih adalah silsilah keluarga Daud. Daud merupakan anak Isai, Isai anak dari Obed dan Obed anak dari Boas dan Rut, dan mereka adalah keturunan dari Yehuda. Hal tersebut sesuai dengan berkat yang diberikan oleh Bapak leluhur bangsa Yahudi, yaitu Yakub (Kejadian 49:10).

Allah dalam kemahatahuan-Nya telah memilih Daud menjadi seorang raja baru menggantikan Saul. Suatu hal yang pasti tidak pernah terpikirkan oleh Daud bahkan keluarganya sendiri, tapi toh Allah tetap memilih Daud untuk menggantikan Saul. Panggilan Allah akan benar-benar menjadi sebuah panggilan ketika kita meresponinya. Dengan kapasitas yang kita memiliki, Allah telah menentukan pilihan-Nya untuk memakai kita.

  1. Allah melihat hati.

Hal yang menjadi perbedaan dalam pemilihan Saul dan Daud. Dalam pasal 10, Saul terpilih sebagai raja dengan perawakan yang sangat baik daripada orang-orang sebangsanya. Tetapi Daud tidak. Ketika Tuhan memerintahkan Samuel pergi kepada keluarga Isai dan mengurapi salah satu anak Isai untuk menjadi raja dalam pemikiran nabi Samuel raja yang cocok pastilah seperti Saul dengan perawakan yang baik. Itu terbukti dalam ayat 6 dimana ketika Eliab datang dan Samuel berkata dalam hatinya bahwa Eliab-lah yang kan menjadi raja. Akan tetapi Allah berfirman kepada Samuel, bahwa Allah tidak memilih Eliab, karena Allah melihat hati sedangkan manusia (Samuel) melihat apa yang tampak (di depan mata).

Anak-anak Isai yang lain pun lewat dihadapan Samuel tetapi Allah tidak memilih mereka, hingga tibalah kepada giliran Daud si anak bungsu. Saat itu Daud sedang menggembalakan kambing domba. Isai memanggilnya dan Allah memilih dia dan memerintahkan Samuel untuk mengurapainya.

Pemilihan Allah bukanlah soal perawakan yang baik atau tidak, bukanlah soal kita memiliki kemampuan atau tidak. Seperti yang dituliskan dalam poin yang pertama, bahwa panggilan berbicara tentang sebuah respon, lalu tentang hati. Daud adalah seorang yang lembut hatinya, bahkan dia adalah seorang sahabat Allah, bukanlah Allah adalah Pribadi yang mengenal hati kita dibandingkan dengan siapapun? So, Tuhan tahu hatimu dan km cocok dengan panggilan mu.

 

Kesimpulan :

“Bukan karena kebaikan mu, bukan karena fasih lidah mu. Bukan karena kekayaan mu, kau dipilih kau dipanggil-Nya. Bukan karena kelebihan mu, bukan karena baik rupa mu. Bukan karena kecakapan mu, kau dipanggil kau dipakai-Nya. Bila engkau dapat itu karena-Nya, bila engkau punya semua dari pada-Nya. Semua karena hanya anugerah-Nya di brikan-Nya pada kita, semua karena anugerah-Nya bagi kita bila engkau dipakai-Nya.” Terus berjuang dalam proses panggilan mu, menyelesaikan apa yang Tuhan tugaskan, mencapai garis akhir ( 2 Tim 4:7). Karena Tuhan tidak salah memilih kita. Amin. Tuhan memberkati.

kemuliaan Allah terus menyertai

Kemuliaan Allah Terus Menyertai

Kejadian 28:12-22

Oleh : Dewi Tri Retnawati

22 Februari 2018

Pendahuluan:

  • Esau seorang yang pandai berburu dan Ishak ayahnya menyayanginya (25:27-28).
  • Ribka ibunya lebih sayang dengan Yakub. Saat percakapan antara Ishak dan Esau, Ribka mendengar dan memberi perintah kepada Yakub. Pada pasal 25:29-34 peristiwa mengenai jual beli hak kesulungan. Dimana dalam peristiwa ini Esau menjual hak kesulungannya dengan semangkuk sup kacang merah kepada Yakub adiknya. Pasal 27:1-46 berbicara mengenai tipu daya yang Ribka rencanakan. Yakub melakukan apa yang ibunya katakana dan berkat yang akan diterima Esau menjadi hak milik Yakub. Diayat 30-38 Esau marah karena berkat dari ayahnya sudah diberikan kepada Yakub. Esau berencana untuk balas dendam dengan Yakub (27:41). Ribka mengetahui bahwa Esau akan balas dendam dengan Yakub. Ribka memberi perintah kepada Yakub untuk pergi kerumah pamannya (27:42). Ishak memberkati Yakub lagi dan Esau melihat apa yang ayahnya lakukan kepada Yakub, tetapi Esau menyadari akan apa yang ayahnya maksudkan (28:1-8).
  • Arti nama Yakub adalah pendesak atau pengambil posisi orang lain. Yakub mengambil dua hal dari Esau. Pertama hak kesulungan dan kedua mengambil berkat yang akan diterima Esau dari ayahnya.
  • Yakub seorang yang penurut kepada ibunya.

Poin:

  1. Penyertaan Allah yang tak henti-hentinya (ayat 12-13

Pada ayat ini Allah memberi peryertaan bukan hanya kepada Yakub saja namun kepada keturunannya. Allah sudah berjanji kepada Abraham akan keturunannya (Kej. 15:1-21). Dan janji penyertaan Allah dinyatakan juga kepada Yakub anak dari Ishak dan Ribka (Ishak anak dari Abraham) di dalam Kejadian 25:19. Allah menyertai Yakub karena Allah sudah berfirman di dalam Kejadian 25:23 dimana anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda. Walaupun Yakub yang sudah mengambil hak kesulungan dan berkat Esau, tetapi Allah memakai Yakub untuk saluran berkat bagi kita sebagai keturunan darinya.

  1. Penyertaan Allah dinyatakan (13-15)

Allah menyatakan kemuliaan dengan penyertaan yang luar biasa. Penyertaan Allah dengan cara memberi tanah, memberikan berkat, menyertai, melindungi, tidak meninggalkan kita dan Allah tetap melakukan apa yang telah dijanjikan-Nya bagi kita.

  1. Timbal balik untuk penyertaan Allah (20-22).

Saat Yakub bermimpi tentang apa yang akan diterimanya ia berjanji kepada Allah, ia akan selalu mempersembahkan sepersepuluh dari segala sesuatu yang Allah berikan . Yakub yang hidup dalam penyertaan Allah, tidak melupakan apa yang Allah nyatakan dalam hidupnya. Ia berani berjanji dan tidak ragu-ragu untuk menyatakan janjinya itu.

Aplikasinya: kemuliaan Allah yang terus menyertai dinyatakan kepada Yakub dan kita sebagai keturunanya. Jika Yakub meresponi kemuliaan Allah itu dengan cara ia berjanji dan memberikan persembahan sepersepuluhan. Bagaimana dengan respon yang akan kita nberikan kepada Allah, dimana kemuliaan-Nya terus menyertai kita? Kita setiap hari mendapat berkat yang berbeda-beda satu dengan yang lain. apakah berkat yang kita terima untuk diri kita sendiri ataukah kita bagikan kepada orang lain untuk kemuliaan Allah?

 

 

Kabarkanlah Injil kepada segala mahluk

KABARKANLAH INJIL KEPADA SEGALA MAKHLUK

Markus 16:14-15

Ibadah Kapel STTJKI,

Selasa, 27 Februari 2018

Em. Dr. Drie S. Brotosudarmo,M.Th,M.si

 

Markus 16:14

Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidak-percayaan dan kedegilan hati mereka, oleh larena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.

Markus 16:15

Lalu Ia ber-kata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.

Tujuan penampakan TY setelah kebangkitan:

  1. Mengumpul- kan kembali para murid yg tercerai  berai karena bimbang                                                      (pro dan kontra) akan kebangkit-an Tuhan Yesus Kristus.
  2. Memberi tugas baru kpd para murid.
  3. Memesan para murid agar tinggal di Yerusalem untuk menantikan penolong (Roh Kudus).

Berdasarkan teks, kita akan pempelajari:

  1. Apa makna perintah tersebut?

Pada permulaan Injilnya, Yohanes Markus menyatakan, bahwa YK: Anak Allah dan Mesias (Mrk 1:1).

Tujuannya: memproklamirkan Injil ttg kemenangan Allah atas sgl kuasa jahat yg diwujudkan di dlm dan oleh TY dan berlaku untuk seluruh dunia.

Kita: pengikut (followers) sekaligus murid (disciples) TY, wajib bersaksi mengabarkan Injil sekarang juga kpd semua orang ttg TY sbg Mesias dan Juru Selamat yg sangat diharapkan sejak PL s/d PB dan sampai sekarang dan y.a.d bg dunia seisinya.

Istilah: ”berita kanlah”

(Yun: khru,ssw  = kerussoo): khotbahkan-lah.

Istilah “khotbah” dari bhs Arab: “Khabata” = homilia = suatu pembicaraan, penguraian, percakapan yg menerangkan ttg jln keselamatan yg diterima manusia melalui TYK secara sistematik dg metode ceramah.

Tuhan Allah mengulurkan tangan kanan kpd semua orang dr lembah dosa dan kematian.

 

  1. Apa Injil itu dan apa makna bagi kita manusia?

Upah dosa: maut.

Manusia berada di luar lingkungan damai sejahtera KA.

Akibatnya: hubungan manusia dg Tuhan Allah putus, hubungan manusia dg sesamanya tercemar.Akibat lain: bumi (lingkungan hidup) ikut menderita (Kej 3:17-19).

Manusia dg lingkungannya td akur lagi.

Kej 3:17

Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan                         makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:

Kej 3:18

semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu;

Kej 3:19

dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”

Banyak musibah alam dan krisis lingkungan akibat kerakusan manusia.

Misalnya:

  • penebangan hutan tanpa reboisasi yg mengakibatkan banjir, pembuangan sampah sembarangan, pengrusakan lingkungan dsb.
  • Kasus pencemaran berat, racun berbahaya dari limbah pabrik yg td diolah kembali, kelebihan obat-obatan pertanian cendrung over dosis.

Sementara itu dunia telah mengalami krisis, karena lapisan ozon telah berlobang.

  • Ozon (O3): molekul yg relatif td stabil.
  • Ozon melindungi kehidupan bumi dr radiasi sinar ultraviolet matahari yg merusak.
  • Lapisan ozon terletak di lapisan stratosfer pd ketinggian 10-40 Km di atas bumi.
  • Lapisan ozon rusak apabila berinteraksi dg berbagai bahan kimia seperti: klorin, nitrogen, bromin dan hidrogen.
  • Zat-zat ini berasal dari senyawa kimia buatan manusia, mis: CFC, aerosol, spray dan solven, termasuk sisa-sisa pembakaran BBM.
  • CFC bergerak dr troposfer ke stratosfer dan dipecah oleh radiasi sinar ultraviolet, atom klorin bereaksi dengan molekul ozon dan merusaknya.

Injil (Yunani: eu anggelion = kabar baik atau kabar kesukaan), berita keselamatan bagi manusia tentang pengampunan dosa.

Kabar baik ini harus kita sampaikan kepada semua pihak, semua manusia, agar ikut serta dlm memelihara lingkungan sbg tanggung jawab ekologis sebagai eco system, agar langit baru dan bumi baru menjadi kenyataan (Yes 66:22; Why 21:1).

Yes 66:22

Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.

Why 21:1

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.

Alam sekitar sbg realita yg diberikan Tuhan Allah dan sbg rasa gembira akan kelimpahan ciptaan kpd manusia untuk dikuasai, diusahakan dan dipelihara (Kej 1:28, 2:15).

Kej 1:28

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.“

Kej 2:15

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Tugas itu bersifat konstruktif.

Istilah “kerlimpahan (Yun: plhroma  = kegenapan, kelengkapan, ukuran yg penuh, kepenuhan).

Dengan demikian manusia harus melanjutkan karya ciptaan Tuhan (Lat: “creatio continua”) dr ciptaan mula-mula (Latin:creatio originalis), penciptaan dr yg td ada menjadi ada (Lat: creatio ex nihilo).

Tujuan karya lanjutan: agar dunia ini “semakin baik”, seperti firman Tuhan pd setiap penciptaan (Kej 1:4, 10, 12, 18, 25, 31).

 

  1. Apa arti : “kepada segala makhluk”?

Injil yg harus dikhotbahkan “kepada segala makhluk” = pa,sh| th/| kti,sei = creature / all creation / whole creation.

“kepada segala makhluk” =

Individually, each, every-where, everyone, all things, everything, collectively.

  1. Seluruh tempat dan setiap pribadi.
  2. Semua orang, agar mereka:

Diselamatkan, Mengambil mereka dari belitan ”ular tua” sejak Adam,

Merehabilitasi mereka dr minuman air kematian (narkoba, korupsi dsb),

Menyembuhkan mereka dr kesakitan dosa dlm nama Kristus.

Kpd anak-anak manusia di sgl level, agar mereka percaya dan menjadi murid Kristus, dibaptis dan diselamatkan.

Orang dewasa (termasuk yg sudah percaya) agar mempertahankan iman mereka.

Kita harus welcome kpd semua makhluk (universal welcome) sbg berita universal.

Hal ini td boleh lepas dr tugas manusia (Kej 1:28, 2:15):

Memelihara dan mengusahakan lingkungan hidup.

Jawa: “Memayu Hayuning Bawana” = melengkapi dan mempercantik                                   dunia sebagai Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) yg telah dicanangkan oleh PBB sejak 1925.

KPKC selalu harus dikaitkan dg janji Tuhan (Kej 2:15) dan harus dikaitkan dg “Syaloom” (damai sejahtera).

Manusia terpanggil untuk selalu menyuarakan Injil dan sekaligus melaksanakan KPKC.

Dengan semangat seperti itu, kita diajak untuk:

  1. menanam bibit-bibit unggul
  2. menyiram

yg menopang kehidupan semua makhluk di bumi ini melalui semangat “memayu hayuning bawana”.

Pertanyaan Aplikatif:

 

  1. Dlm hidup Anda kapan Anda pernah bersaksi tentang Injil?
  2. Bagaimana caranya Anda melakukannya?
  3. Apa pengertian Anda sesuai dg tugas kewajiban sbg “Utusan Injil”?
  4. Dalam teks, kesaksian menurut Injil Sinoptik: Dari Yerusalem ke Yudea, ke Samaria dan Ujung bumi. Apa artinya bagi Anda?
  5. Bagaimana cara Anda untuk melestarikan lingkungan hidup supaya eco system baik dan menjadi berkat kita?

Selamat Menginjil.

Hargai panggilanmu !

Tuhan yang empunya dunia lingkungan hidup kita selalu memberkati usaha kita untuk menyaksikan

Injil syaloom

kepada semua makhluk.

 

 

 

Esensi hukum Taurat bagi orang percaya

ESENSI HUKUM TAURAT BAGI ORANG PERCAYA

ROMA 7:7-12

Disusun oleh: Dr. Hery Susanto, M.Th.

 

Pada jaman Perjanjian Lama, umat Allah sangat bergantung kepada hukum Taurat sebagai pedoman hidup. Semakin taat maka kehidupan mereka akan terjamin, selamat dan dijauhkan dari mara bahaya. Bangsa Yahudi sebagai umat pilihan Allah telah menjadikan hukum Taurat sebagai asas atau dasar keimanan mereka. Pola tersebut akhirnya menjadikan mereka sebagai bangsa yang legalis. Ketaatan sebagai syarat mutlak untuk dapat selamat.

Kedatangan Kristus di dunia menjadi sebuah tindakan Allah yang menggenapi kesempurnaan pelaksanaan hukum Taurat itu. Tak seorangpun di dunia ini yang mampu melaksanakan secara sempurna. Lalu mengapa hokum Taurat diberikan Tuhan bagi manusia?

Roma 7: 7-12 memberikan penjelasan mengenai esensi hukum Taurat itu diberikan kepada manusia.

 

Ayat 7 menjelaskan bahwa:”… oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa”.  Istilah mengenal ini lebih menunjukkan kepada sebuah kesadaran akan adanya dosa  yang hidup berkeliaran di dalam dunia ini. Melalui Taurat dosa seperti diberi kesempatan untuk menipu manusia melalui berbagai keinginan.  Keinginan yang pada mulanya dianggap biasa, setelah mengenal perintah Tuhan, “Jangan Mengingini” menjadikan kita bertanya ada apa dengan mengingini… dan keinginan itu akhirnya berbuah pada dosa atau penyimpangan dari apa yang diperkenan oleh Tuhan.

 

Selain sadar akan dosa, tetapi manusia juga menjadi sadar bahwa manusia yang percaya kepada Yesus telah dimerdekakan dari dosa sehingga hidupnya bukan lagi diarahkan kepada larangan tapi perintah untuk dilaksanakan. Markus 12:29-33 menguraikan tentang hokum terutama yang harus ditaati oleh manusia sebagai wujud dari kemerdekaan dari dosa.

 

Manusia dilatih untuk mengasihi Tuhan dan sesame dengan kualitas yang sama sehingga hidup berelasi dengan Tuhan ditunjukkan dengan bagaimana kita berelasi dengan sesama. Focus hidup tidak lagi kepada ‘ranjau’ yang sewaktu-waktu dapat terinjak, tetapi focus kepada langkah-langkah pertolongan yang dapat dilakukan untuk menolong orang lain dan membuat kita dapat maju melangkah.

 

 

 

 

 

 

  1. A LIE.

 

Ayat 11 menjelaskan : “sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku…”

 

Tipuan apakah yang diberikan oleh dosa? Banyak tindakan permisif yang dilakukan oleh manusia karena melihat hal-hal yang ‘pada umumnya’ kemudian menjadi tolok ukur bertindak yang benar. Misalnya ada banyak orang yang memilih untuk mengejar harta benda, karir, bahkan kedok pelayanan untuk membangun jati diri. Sebaliknya di dalam Kristus seseorang dipanggil untuk berani kehilangan dirinya demi melayani Tuhan. Di dalam Markus 12: 34, Yesus menyatakan …engkau tidak jauh dari kerajaan surga…” Sementara itu dosa menipu manusia karena membuat dia jauh dari kerajaan surga. Bukan hanya itu, tetapi dapat membuat manusia kehilangan segalanya.

 

  1. ASSURANCE

 

Taurat telah menjadi asuransi bagi orang percaya, bahwa  dengan adanya taurat telah menjadi dasar bahwa manusia membutuhkan Juruselamat. Jaminan masa depan sudah diberikan dan pasti diperoleh.

 

Sebuah asuransi memberikan kewajiban kepada seseorang untuk membayar angsurannya, tetapi setelah masa angsuran selesai maka jaminan angsuran itu akan terus dilanjutkan hingga masa jatuh tempo itu tiba. Jaminan itu sudah dibayar dan kita tidak lagi dipenjara dengan aturan untuk memperoleh keselamatan tetapi bagaimana hidup dengan kebenaran itu.

 

Kesimpulannya adalah  di ayat 12 bahwa hukum Taurat itu kudus, dan perintah itu juga kudus, benar dan baik. Jadikanlah hidup kita sebagai orang yang sudah dimerdekakan dari dosa, dan berlakulah sebagaimana orang yang sudah dimerdekakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ditemukan dan dipanggil

“DITEMUKAN DAN DIPANGGIL” Yohanes 1:43-51

Disusun oleh: Dr. Hery Susanto, M.Th.

Sukacita yang tak terbayangkan ketika Andreas dan Simon yang waktu itu masih merupakan murid Yohanes Pembaptis berjumpa dengan Yesus. Mereka bertanya kepada Yesus di mana Dia tinggal dan mereka berdua tinggal di sana bersama Yesus untuk beberapa jam kemudian. Andreas berjumpa dengan Simon dan mengajaknya untuk berkenalan dengan Rabbi, Sang Anak Domba Allah (sebutan yang diberikan kepada Yesus oleh Yohanes).

Seruan Andreas, “Kami telah menemukan Mesias” merupakan seruan girang dan awal perjalanan hidupnya yang baru. Dia mengikut Yesus dan mengabarkan itu kepada orang lain.

Pada segmen kedua, Yesus justru mendapatkan Filipus dan meminta dia ikut Yesus. Filipus juga melakukan hal serupa bahwa ada rasa sukacita ketika dia mendapat undangan dari Tuhan Yesus untuk mengikutiNya. Ia segera memberitahukan kepada Natanael.  Seorang yang tidak mudah percaya, tetapi dalam kepolosannya Yesus berkata inilah orang Israel sejati.

Apa yang menarik dari kisah ini? Siapa sesungguhnya Filipus?

  1. Orang biasa yang rasional, realis

Yohanes 6:5-7, Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.”

 

Yesus bertanya,”di mana kita dapat membeli roti..? Filipus justru menjawab, “Roti seharga 200 dinar tidak akan cukup untuk mereka ini , sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja. Ini meyakinkan kita bahwa Filipus adalah orang yang setipikal sama dengan orang pada umumnya. Pemikirannya sangat rasional, dan mengukur segalanya dengan perhitungan matematis. Dua ratus dinar setara dengan gaji setengah tahun gaji pada umumnya. Pikirannya sangat realistic.

 

Bagaimana dengan kita: kemungkinan besar kita juga akan berpikir seperti Filipus yang selalu berpikir dengan rasionya. Namun ternyata Tuhan memanggil Filipus untuk ikut Dia dan itu berdampak bahwa nantinya dirinya menjadi rasul yang luar biasa, membaptis sida-sida Etiopia dan berjalan dalam Roh Kudus. Yesus bisa melihat bahwa justru orang-orang biasa ini yang dapat dipakai untuk melanjutkan pekerjaan Yesus di bumi ini. Yang dibutuhkan bukan sekedar pintar dalam hal teologi atau hebat dalam banyak karunia namun justru kesederhanaan dan kesediaan untuk dibentuk danmengikut apa yang Tuhan perintahkan kepadanya.

 

  1. Penakut

 

Yohanes 12: 20-22. Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus. Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.

Salah satu karakteristik Filipus adalah rasa takut atau sungkan, tidak percaya diri ditunjukkan dengan ketika dalam sebuah peristiwa ada orang Yunani yang mencari Yesus, Filipus minta ditemani oleh Andreas dan Andreas yang menyampaikannya kepada Yesus. Mengapa dia tidak mau melakukannya sendiri?

Bagaimana dengan kita? Terkadang kitapun bukan merupakan orang yang berani untuk bercerita tentang Yesus kepada orang lain. Takut salah, takut celaka, takut menyesatkan dan lain sebagainya. Namun ingat Yesus yang memanggil Filipus untuk mengikut Dia. Yesus tidak mungkin salah memanggil seseorang. Ada saat di aman kitapun seperti Filipus yang ingin berlindung dari temannya yang lain, tidak memiliki keberanian untuk bertanya atau berinisiatif dalam pelayanan. Lalu apa manfaat dari teriakan Filipus bahwa ia menemukan Mesias, atau sesungguhnya Mesias yang menemukan kita?

  1. Dangkal

Yohanes 14:8-9. Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

 

Selama Filipus belajar dari Yesus dan mengikuti Yesus dalam berbagai pelayanan,rupanya Filipus berpikir dangkal karena dia tidak memahami dan menangkap identitas sesungguhnya dari Tuhan Yesus. Dia meminta agar Yesus menunjukkan Bapa kepadanya, namun sayangnya Yesus tidak menunjukkannya tapi justru mengatakan bahwa dia tidak memahami kebenaran yang Yesus sedang ajarkan. Kedekatannya dengan Tuhan tidak membuat dia mengerti apa yang menjadi rencana dan kehendak Nya.

 

Bagaimana dengan kita? Selama anda belajar di STTJKI, perjalanan rohani anda mengalami naik dan turun. Tapi beranikah anda berkata Aku telah menemukan Mesias sehingga ada teman-teman lain ingin mengikut Yesus, atau sebaliknya bahwa anda tidak yakin bahwa Tuhan memanggil anda. Tuhan mempersiapkan anda untuk nantinya dapat menjadi hamba-Nya dengan cara-Nya yang ajaib.  Kita tidak pernah tahu akan jadi apa nanti, tetapi percayalah bahwa Tuhan tidak pernah salah memanggil seseorang. Jangan sia-siakan kesempatan untuk belajar dan mendekat kepada Tuhan. Nantinya anda akan melihat bahwa pelayanan anda melampaui semua yang mungkin bagi manusia. Anda akan melakukan hal-hal yang menurut manusia impossible, tapi bisa diwujudkan.

 

Kesimpulan

 

JAngan pernah berkecil hati, sekalipun anda merasa sebagai orang sederhana yang tidak punya banyak kelebihan disbanding teman lain, tetapi ketika Tuhan yang menemukan anda, maka yang perlu dilakukan hanyalah tunduk dan taat kepada cara Tuhan membentuk anda, sehingga anda akan dapat mengecap berbagai keajaiban yang Tuhan sudah siapkan bagi anda.

 

SELAMAT…. HIDUPILAH PANGGILANMU HINGGA KAU TEMUKAN SANG MESIAS.